PT. Telaga Al Kautsar Travel
Email: telagakualkautsar@gmail.com | Contact: +62 81347642762

Haji Memenuhi Panggilan Allah

|Comments are Off

Berhaji merupakan bentuk ketundukan seorang hamba kepada Allah ﷻ ,dan memenuhi panggilan-Nya untuk mengunjungi Baitullah. Allah ﷻ berfirman:

وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”

(QS.Al Hajj: 27)

Kaum muslimin pun memenuhi seruan-Nya, dan siap untuk melakukan perjalanan ke Baitullah, meskipun harus menempuh jarak yang sangat jauh dengan biaya yang sangat mahal, demi membuktikan dirinya sebagai hamba Allah ﷻ , bukan hamba materi, dan bukan pula hamba dunia.
Mereka pun datang sambil mengucapkan kalimat yang senantiasa diulangi “labbaikal laa humma labbaik”, yang artinya: Kami memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, Kami memenuhi panggilan-Mu.”
Kalimat inilah yang dianjurkan bagi mereka yang berihram untuk senantiasa mengulang- ulanginya. Rasulullah ﷺ bersabda:

” جَاءَنِي جِبْرِيلُ فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ، مُرْ أَصْحَابَكَ فَلْيَرْفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّلْبِيَةِ ؛ فَإِنَّهَا مِنْ شِعَارِ الْحَجِّ “.

“Jibril عَلَيْهِ السَّلَامُ datang kepadaku, lalu berkata: Wahai Muhammad, perintahkan kepada para sahabatmu agar mereka mengangkat suaranya dengan ucapan talbiyah, karena sesungguhnya ia termasuk syi’ar dalam berhaji.”
(HR. Ahmad, dan Ibnu Majah)

Mengeraskan ucapan talbiyah, termasuk amalan yang paling utama dalam ibadah haji. Rasulullah ﷺ bersabda tatkala Beliau ditanya: apakah haji yang paling utama? Maka Beliau menjawab:

” الْعَجُّ ، وَالثَّجُّ “

“Ber talbiyah dengan mengangkat suara, dan menyembelih hadyu.”
(HR. Tirmidzi, dari Abu Bakar Ash-Shiddiq رَضِيَ اللهُ عَنْهُ )

Mengulang- ulangi ucapan talbiyah , memiliki keutamaan yang besar, sebagaimana yang diterangkan dalam sabda Rasulullah ﷺ :

” مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُلَبِّي إِلَّا لَبَّى مَنْ عَنْ يَمِينِهِ، أَوْ عَنْ شِمَالِهِ مِنْ حَجَرٍ، أَوْ شَجَرٍ، أَوْ مَدَرٍ حَتَّى تَنْقَطِعَ الْأَرْضُ مِنْ هَاهُنَا وَهَاهُنَا “.

“Tidaklah seorang muslim yang ber talbiyah, melainkan turut pula ber talbiyah apa saja yang ada di sebelah kanannya atau di sebelah kirinya, dari bebatuan, pepohonan , tanah yang mengeras, hingga akhir perjalanannya.”
(HR.Tirmidzi, dari Sahl Bin Sa’ad رَضِيَ اللهُ عَنْهُ )

Oleh karenanya, mari kita tanamkan dalam diri kita bahwa menunaikan ibadah haji merupakan bentuk jawaban seorang hamba dalam memenuhi panggilan ilahi, agar menjadi hamba yang berserah diri kepada-Nya, dan meraih ampunan dan maghfirah-Nya.

Oleh Ustadz Abu Muawiyah Askary

https://t.me/MahadOnline_alistiqomah/1176

Ibadah Haji Mengokohkan Keimanan

Iman bisa bertambah dan bisa pula berkurang, iman dapat bertambah dengan memperbanyak ketaaatan kepada-Nya, berdzikir dan senantiasa kembali dan bertaubat kepada-Nya, sebagaimana ia berkurang disebabkan karena perbuatan kemaksiatan, kelalaian, dan menjauhkan diri dari Allah ﷻ .

Ibadah haji merupakan kesempatan besar bagi seorang hamba untuk memperbaiki diri, meluruskan hati, dan menyucikannya dari berbagai macam noda yang dapat mengotori dan merusak kesuciannya.

Haji adalah pelatihan seorang hamba untuk mewujudkan hal ini, sebab haji dapat menggugurkan segala dosa, yang besar dan yang kecil, bila seseorang menjalaninya dengan penuh keikhlasan, tidak melakukan kemaksiatan dan segala penyebab kefasikan, tidak melakukan hal- hal yang menjurus kepada hubungan intim suami istri (rafats), sehingga dosa- dosanya berguguran, seperti las yang menghilangkan karatan pada besi, emas dan perak, sehingga ia kembali dari menjalaninya, seperti pada saat dia baru saja dilahirkan ke dunia, tanpa dosa.

Mereka adalah tamu- tamu Allah ﷻ , dan selayaknya bagi tamu- tamu-Nya untuk mendapatkan pelayanan terbaik, berupa kecintaan Allah ﷻ kepadanya, ampunan dan maghfirah ya, serta selamat dari siksaan-Nya.

Sehingga disaat ia kembali, maka ia membuka lembaran baru dalam kehidupannya, menjadi hari- harinya lebih baik dari sebelumnya, dan menjadikan segala waktu yang tersisa dari kehidupannya lebih bermanfaat untuk kehidupan dunia dan akhiratnya, itulah yang dinamakan haji yang mabrur, yang tiada balasan dari sisi-Nya melainkan surga.

Oleh Ustadz Abu Muawiyah Askary

https://t.me/MahadOnline_alistiqomah/1175

Ibadah Haji Menjadikan Hamba Senantiasa Ingat Kepada Allah

|Comments are Off

Diantara tujuan ibadah haji adalah untuk melatih seorang muslim agar menjadi hamba yang terbiasa mengingat dan berdzikir kepada Allah ﷻ . Rasulullah ﷺ bersabda:

” إِنَّمَا جُعِلَ الطَّوَافُ بِالْكَعْبَةِ وَبَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ، وَرَمْيُ الْجِمَارِ لِإِقَامَةِ ذِكْرِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ “.

“Sesungguhnya disyariatkannya tawaf di Ka’bah , dan sa’i antara Shafa dan Marwah, dan melontar jamrah, adalah untuk menegakkan dzikrullah azza Wajalla”.

(HR.Ahmad, Abu Dawud, dan Tirmidzi. Beliau berkata: Hadits ini Hasan sahih)

Bila kita perhatikan ayat- ayat Allah ﷻ yang menjelaskan tentang amalan haji, selalu menyebutkan anjuran untuk senantiasa berdzikir kepada Allah ﷻ . Seperti firman Allah ﷻ :

لَيۡسَ عَلَيۡكُمۡ جُنَاحٌ أَن تَبۡتَغُواْ فَضۡلٗا مِّن رَّبِّكُمۡۚ فَإِذَآ أَفَضۡتُم مِّنۡ عَرَفَٰتٖ فَٱذۡكُرُواْ ٱللَّهَ عِندَ ٱلۡمَشۡعَرِ ٱلۡحَرَامِۖ وَٱذۡكُرُوهُ كَمَا هَدَىٰكُمۡ وَإِن كُنتُم مِّن قَبۡلِهِۦ لَمِنَ ٱلضَّآلِّينَ

“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhan-mu. Maka apabila kamu telah bertolak dari ʻArafah, berzikirlah kepada Allah di Masyʻaril Harām (Muzdalifah). Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.”

(QS.Al Baqarah: 198)

Demikian pula firman-Nya:

وَأَذِّن فِي ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَجِّ يَأۡتُوكَ رِجَالٗا وَعَلَىٰ كُلِّ ضَامِرٖ يَأۡتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٖ (٢٧) لِّيَشۡهَدُواْ مَنَٰفِعَ لَهُمۡ وَيَذۡكُرُواْ ٱسۡمَ ٱللَّهِ فِيٓ أَيَّامٖ مَّعۡلُومَٰتٍ عَلَىٰ مَا رَزَقَهُم مِّنۢ بَهِيمَةِ ٱلۡأَنۡعَٰمِۖ فَكُلُواْ مِنۡهَا وَأَطۡعِمُواْ ٱلۡبَآئِسَ ٱلۡفَقِيرَ

“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak. Maka makanlah sebagian darinya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan fakir.”

(QS.Al Hajj: 27-28)

Seorang yang paling sukses dalam menunaikan ibadah haji, adalah yang paling memanfaatkan setiap waktunya untuk memperbanyak dzikrullah. Ibnul Qayyim رَحِمَهُ اللهُ berkata:

“Sesungguhnya orang yang paling utama dari seriap amalan adalah yang paling banyak berdzikir kepada Allah ﷻ . Orang berpuasa yang paling utama adalah yang paling banyak berdzikir kepada Allah ﷻ di saat ia berpuasa, orang bersedekah yang paling utama adalah yang paling banyak berdzikir kepada Allah ﷻ , dan orang berhaji yang paling utama adalah yang paling banyak berdzikir kepada Allah ﷻ . Demikian pula seluruh amalan lainnya.”
(Al Wabil Ash Shayyib: 181)

Oleh Ustadz Abu Muawiyah Askary

https://t.me/MahadOnline_alistiqomah/1174

Ibadah Haji Menjadikan Hamba Bertaqwa Kepada Allah

Bila kita memperhatikan ayat- ayat Al qur’an yang menjelaskan tentang disyariatkannya ibadah haji, begitu seringnya Allah ﷻ menyebutkan anjuran untuk bertakwa kepada-Nya. Ini menunjukkan bahwa salah satu tujuan utama berhaji, adalah untuk menjadikan seorang hamba sebagai hamba yang senantiasa menjalankan perintah-Nya, dan menjauhi larangan-Nya.
Allah ﷻ berfirman:

ٱلۡحَجُّ أَشۡهُرٞ مَّعۡلُومَٰتٞۚ فَمَن فَرَضَ فِيهِنَّ ٱلۡحَجَّ فَلَا رَفَثَ وَلَا فُسُوقَ وَلَا جِدَالَ فِي ٱلۡحَجِّ وَمَا تَفۡعَلُواْ مِنۡ خَيۡرٖ يَعۡلَمۡهُ ٱللَّهُۗ وَتَزَوَّدُواْ فَإِنَّ خَيۡرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقۡوَىٰۖ وَٱتَّقُونِ يَٰأُوْلِي ٱلۡأَلۡبَٰبِ

“. (Musim) haji itu (pada) bulan-bulan yang telah dimaklumi. Barang siapa mengerjakan (ibadah) haji dalam (bulan-bulan) itu, maka janganlah dia bersetubuh, berbuat maksiat dan bertengkar dalam (melakukan ibadah) haji. Segala yang baik yang kamu kerjakan, Allah mengetahuinya. Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku Wahai orang-orang yang berakal”

(QS.Al Baqarah:197)

Berhaji merupakan salah satu diantara syi’ar agama Allah ﷻ yang paling agung. Mengagungkan syiar tersebut, dengan bersemangat untuk perbanyak amalan saleh ketika menunaikannya, dan menjauhkan diri dari segala bentuk kemaksiatan dan apa saja yang dilarang oleh Allah ﷻ dan Rasul-Nya, hal itu merupakan bentuk ketakwaan seorang hamba. Firman Allah ﷻ :

ذَٰلِكَۖ وَمَن يُعَظِّمۡ شَعَٰئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقۡوَى ٱلۡقُلُوبِ

“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya hal itu timbul dari ketakwaan hati.”

(QS. Al Hajj:32)

Bertakwa kepada Allah ﷻ , merupakan sebaik- baik wasiat, sebaik- baik bekal menuju akhirat, dan sebaik- baik amalan yang menjadi penghantar seorang hamba memasuki surga-Nya.

Oleh Ustadz Abu Muawiyah Askary

https://t.me/MahadOnline_alistiqomah/1173

Dengan Haji, Meraih Ridho Allah dan Selamat Dari Siksanya

|Comments are Off

Haji merupakan sebab terhapusnya seluruh dosa- dosa hamba, sehingga ia meraih balasan yang terbaik, yaitu surga-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda:

” مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفُثْ، وَلَمْ يَفْسُقْ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ “

“Barangsiapa yang menunaikan haji , lalu dia tidak melakukan rafats, dan tidak berbuat kefasikan, maka dia kembali seperti pada saat ibunya baru saja melahirkannya (yaitu tanpa dosa).”
(Muttafaq Alaihi)

Yang dimaksud “rafats” adalah setiap apa yang diinginkan oleh seorang lelaki kepada istrinya, seperti bersetubuh dan hal- hal yang menjurus kepadanya.
Demikian pula sabda Rasulullah ﷺ :

الْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةُ

“Haji mabrur tidak mendapatkan balasan untuknya melainkan surga.”
(Muttafaq Alaihi)
Ketika Rasulullah ﷺ menerangkan tentang keutamaan haji kepada Abdullah Bin Amr Bin Ash رَضِي اللهُ عَنْهُما , Beliau bersabda:

أَمَا عَلِمْتَ وَأَنَّ الْحَجَّ يَهْدِمُ مَا كَانَ قَبْلَهُ ؟

“Tidakkah engkau mengetahui bahwa haji menggugurkan dosa- dosa sebelumnya.”
(HR.Muslim)

Semua dalil ini menunjukkan besarnya keutamaan menunaikan amalan yang mulia ini, dan balasan yang sempurna yang Allah ﷻ janjikan untuk para hambanya yang menunaikannya dengan ikhlas dan mengharapkan keridhaan-Nya. Bila kita menyadari betapa besarnya pahala dan ganjaran yang Allah ﷻ berikan, maka apa yang kita keluarkan dari harta, sebesar apapun itu, masih terlalu kecil dibanding balasan yang Allah ﷻ persiapkan untuk hamba-Nya.

Ya Allah, jadikan ibadah haji kaum muslimin sebagai haji mabrur yang Engkau ridhai.

Oleh Ustadz Abu Muawiyah Askary

https://t.me/MahadOnline_alistiqomah/1172

Ibadah Haji Merealisasikan Tauhid

|Comments are Off

Hal ini nampak dalam amalan- amalan haji tersebut, seperti pada saat mengucapkan talbiyah. Sebagaimana yang diriwayatkan Imam Muslim, bahwa Jabir رَضِيَ اللهُ عَنْهُ berkata: Nabi ﷺ mengeraskan suaranya dengan tauhid:

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ، لَا شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ، إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لَا شَرِيكَ لَكَ “

“Kami memenuhi pangggilan-Mu Ya Allah, Kami memenuhi panggilan-Mu, Tiada sekutu bagi-Mu , Kami memenuhi panggilan-Mu, Sesungguhnya segala puji dan kenikmatan hanyalah milik-Mu, juga sekala kekuasaan. Tiada sekutu bagi-Mu.”

Demikian pula pada saat berada di Miqat, ketika Nabi ﷺ memulai ihramnya dengan meniatkan ibadah haji, dan melafazhkannya, lalu Beliau bersabda:

” اللَّهُمَّ حَجَّةٌ لَا رِيَاءَ فِيهَا وَلَا سُمْعَةَ “

“Ya Allah, haji yang tiada Riya’ padanya dan tidak ada sum’ah (memperdengarkan sesuatu agar mendapatkan sanjungan dari makhluk)”.

(HR.Ibnu Majah)

Hal ini menunjukkan bahwa tujuan utama menunaikan haji adalah untuk menjadi seorang hamba yang memurnikan ibadah hanya untuk Allah ﷻ , tiada sekutu bagi-Nya. Allah ﷻ berfirman:

قُلۡ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحۡيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ ٱلۡعَٰلَمِينَ (١٦٢)  لَا شَرِيكَ لَهُۥۖ وَبِذَٰلِكَ أُمِرۡتُ وَأَنَا۠ أَوَّلُ ٱلۡمُسۡلِمِينَ (١٦٣) 

“Katakanlah, “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan yang demikianlah Aku diperintahkan. Dan Aku menjadi orang yang pertama berserah diri.”

(QS.Al An’am: 162-162) Semoga Allah ﷻ menjadikan kita sebagai hamba- hamba yang senantiasa mentauhidkan-Nya

https://t.me/MahadOnline_alistiqomah/1163