Haji Memenuhi Panggilan Allah
Berhaji merupakan bentuk ketundukan seorang hamba kepada Allah ﷻ ,dan memenuhi panggilan-Nya untuk mengunjungi Baitullah. Allah ﷻ berfirman:
وَأَذِّن فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِن كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ
“Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh.”
(QS.Al Hajj: 27)
Kaum muslimin pun memenuhi seruan-Nya, dan siap untuk melakukan perjalanan ke Baitullah, meskipun harus menempuh jarak yang sangat jauh dengan biaya yang sangat mahal, demi membuktikan dirinya sebagai hamba Allah ﷻ , bukan hamba materi, dan bukan pula hamba dunia.
Mereka pun datang sambil mengucapkan kalimat yang senantiasa diulangi “labbaikal laa humma labbaik”, yang artinya: Kami memenuhi panggilan-Mu Ya Allah, Kami memenuhi panggilan-Mu.”
Kalimat inilah yang dianjurkan bagi mereka yang berihram untuk senantiasa mengulang- ulanginya. Rasulullah ﷺ bersabda:
” جَاءَنِي جِبْرِيلُ فَقَالَ : يَا مُحَمَّدُ، مُرْ أَصْحَابَكَ فَلْيَرْفَعُوا أَصْوَاتَهُمْ بِالتَّلْبِيَةِ ؛ فَإِنَّهَا مِنْ شِعَارِ الْحَجِّ “.
“Jibril عَلَيْهِ السَّلَامُ datang kepadaku, lalu berkata: Wahai Muhammad, perintahkan kepada para sahabatmu agar mereka mengangkat suaranya dengan ucapan talbiyah, karena sesungguhnya ia termasuk syi’ar dalam berhaji.”
(HR. Ahmad, dan Ibnu Majah)
Mengeraskan ucapan talbiyah, termasuk amalan yang paling utama dalam ibadah haji. Rasulullah ﷺ bersabda tatkala Beliau ditanya: apakah haji yang paling utama? Maka Beliau menjawab:
” الْعَجُّ ، وَالثَّجُّ “
“Ber talbiyah dengan mengangkat suara, dan menyembelih hadyu.”
(HR. Tirmidzi, dari Abu Bakar Ash-Shiddiq رَضِيَ اللهُ عَنْهُ )
Mengulang- ulangi ucapan talbiyah , memiliki keutamaan yang besar, sebagaimana yang diterangkan dalam sabda Rasulullah ﷺ :
” مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُلَبِّي إِلَّا لَبَّى مَنْ عَنْ يَمِينِهِ، أَوْ عَنْ شِمَالِهِ مِنْ حَجَرٍ، أَوْ شَجَرٍ، أَوْ مَدَرٍ حَتَّى تَنْقَطِعَ الْأَرْضُ مِنْ هَاهُنَا وَهَاهُنَا “.
“Tidaklah seorang muslim yang ber talbiyah, melainkan turut pula ber talbiyah apa saja yang ada di sebelah kanannya atau di sebelah kirinya, dari bebatuan, pepohonan , tanah yang mengeras, hingga akhir perjalanannya.”
(HR.Tirmidzi, dari Sahl Bin Sa’ad رَضِيَ اللهُ عَنْهُ )
Oleh karenanya, mari kita tanamkan dalam diri kita bahwa menunaikan ibadah haji merupakan bentuk jawaban seorang hamba dalam memenuhi panggilan ilahi, agar menjadi hamba yang berserah diri kepada-Nya, dan meraih ampunan dan maghfirah-Nya.
Oleh Ustadz Abu Muawiyah Askary